The Sims 3 - New Real House

Contoh Karya Tulis (Bahaya Merokok)


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

1.2  Tujuan dan Manfaat
·         Agar pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan seks pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
·         Agar pembaca menyadari bahwa merokok, penyimpangan sek pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat merusak tubuh manusia.

1.3  Metodologi
Metode yang saya gunakan  adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan

1.4  Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
  1.1.Latar Belakang Masalah
  1.2.Perumusan Masalah
  1.3.Tujuan Penelitian
  1.4.Metode Penelitian
  1.5.Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
  2.1.Pengertian Rokok
  2.2.Dampak dari merokok
  2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
  2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
  4.1.Kesimpulan 
  4.2.Saran











BAB II
LANDASAN TEORI
·         Menurut situs www.wikipedia.com, rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah.
·         Menurut situs Computer Media Learning, Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok aktif karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok)
·         Menurut situs http://iervanzone.blogspot.com/: Perokok aktif mempunyai pengertian orang yang melakukan langsung aktivitas merokok dalam arti mengisap batang rokok yang telah dibakar.
·         Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis , yaitu :
a.       Rokok berdasarkan bahan pembungkus
§  Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
§  Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
§  Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
§  Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b.      Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
§  Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya
hanya daun tembakau yang diberi
saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
§  Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau
isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam karya tulis kali ini, saya menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Definisi
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor  yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau  penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
Ciri-ciri Metode Deskriptif
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule questionair ataupun interview guide.
Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu:
·         Metode survey,
·         Metode deskriptif  berkesinanbungan (Continuity deskrptive),
·         Penelitian Studi kasus,
·         Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
·         Penelitian tindakan (action research),
·         Penelitian perpustakaan dan documenter.
1.      Metode survey
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample. Unit yang digunakan dalam metode survei cukup besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian meraka mengenao tinggah laku seksual di Amerika Seriakat telah menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t diteliti dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah kemasyarakatan (survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei pendat umum), masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya.
1.      Metode deskritif  berkesinambungan
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research), adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Sering kali dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Meneliti yang berkehendak menjangkau informasi factual yang mendetail secara interval dinamakan penelitian deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan kepada perubahan-perubahan prilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa saja kuantitatif , seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan sebagainya.
Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih popular dalam mengkaji masalah sosial. Misalnya, Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menlurusi status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
1.      Penelitian Studi Kasus
Studi kasus, atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersfat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai kebidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap factor-faktor kasus tertentu, atau meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-fenomena. Stadi kasus lebih menekankan mengkaji vairabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, dimana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan, pimpinan-pimpinan, dan sebagainya. Jika stadi kasus ditujukan untuk menliti kelompok, maka perlu dikisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen.
Stadi kasus banyak kelemahan disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sampel yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populsi. Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penetapan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada interprestsi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimmpulan
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat menguasai teknik membaca karena jenis-jenis sebab. Penelitian yang memakan waktu dua tahun, secara mendetail telah mempelajari hal-hal berikut.
·         Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak.
·         Menentukan setatus sekarang dari anak.
·         Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak
·         Menentukan sebab musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam membaca.
·         Mengukur dari hasil pengajaran.
Langkah-langakah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut.
1. Rumuskan tujuan penelitian.
2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
3. tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
4. kumpulkan data.
5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi seta generalisasi.
6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasi penelitian.
Studi atau penelitian komperatif
Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu. Jangakauan waktu adalah masa sekarang, karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komperatif ini, memeng sulit untuk mengetahui factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, seperti penelitain komperatif  tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar fenomena banyak sekali jumlahnya
Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan kota dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat dilakukan untuk mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan membedakan unsur waktu masuk sekolah, dan lain-lain.
Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut.
1.      Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa alasan:
·         Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab-akibat.
·         Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya interaksi secara normal.
·         Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
1.      Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1.      Karena penelitian  komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
2.      Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relaevan.
3.      Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang bersangkutan.
4.      Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat. Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab-akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat
5.      Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut,
1.      Rumuskan dan definisikan masalah.
2.      Jajki dan teliti literature yang ada.
3.      Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang dipakai.
4.      Buatlah rancangan penelitian:
·         Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan;
·         Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-akibat.
1.      Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic yang tepat.
2.      Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.
3.      Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antar variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
·         Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah.
·         Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang mana variabel bebas dan mana variabel dependen.
1.      Penelitian  Analisis kerja dan aktivitas
Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity analysis), merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Penenlitian perkejaan di bidang industri dinamakan job analysis (analisis pekerjaan), sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut analysis aktivitas (activity analysis). Analysis aktivitas juga mencakup analysis pekerjaan dibidang jasa, seperti pendidikan, peleyanan kesehatan, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ini diselidiki, kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading,keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa sesudah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klsifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.
Studi Waktu Gerakal.
Studi Waktu dan gerakan (time and motion study) adalah penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi kerja.
Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut
Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1.      Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2.      Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3.      Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
4.      Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
5.      Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6.      Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1.      Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2.      Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3.      Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
1.      Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2.      Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
3.      Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
4.      Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5.      Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
6.      Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
7.      Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
8.      Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran  yang sepadan.
9.      Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10.  Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja Merokok antara lain:
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
             Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.

























BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN
Dalam uraian pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui bahaya rokok bagi perokok pasif atau perokok aktif, kita harus :
a.       Mengetahui bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif.
b.      Pengetahuan bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif dapat kita terapkan untuk penerapan hidup sehat.
c.       Jika kita menguasai pengetahuan tentang bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif, kita dapat menghidari bahaya rokok tersebut.
d.      Perokok pasif jauh lebih menerima akibat yang lebih bahit di banding perokok aktif.
e.       Perokok aktif dapat mengidap penyakit kanker apabila telah tergantung berat dengan rokok.

5.2. SARAN

Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.
1. Sebaiknya, orang yang sudah kecanduan rokok tidak merokok di sekitar anak-anak, manula, dan Ibu hamil agar tidak meracuni udara di sekitar mereka dan mereka tidak menjadi perokok pasif.
2. Sebaiknya orang yang sudah kecanduan rokok berusaha untuk melepaskan diri dari rokok tersebut.
3.      Sebaiknya, orang tua harus bisa lebih memperhatikan anak-anaknya untuk menjauhi diri dari pengaruh rokok pasif dan pengaruh rokok aktif.







DAFTAR PUSTAKA





Komentar