- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
dasarnya sekolah adalah wahana proses belajar mengajar yang paling pokok, dan
juga sebagai proses tingkah laku ditimbulkannya melalui latihan atau
pengalaman. Dalam proses belajar ini seseorang berinteraksi langsung dengan
objek belajar dengan menggunakan alat inderanya. Karena itu pentingnya
pendidikan, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen serta pendidikan
diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai
proses perubahan.
Mengajar
adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik, ini berarti tujuan belajar
siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan pengetahuan sebagai konsekuensi
pengertian semacam ini dapat membuat suatu kecenderungan nak menjadi pasif
karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.
Jadi gurulah yang memegang kunci dalam proses belajar mengajar di kelas.[1][1]
Alam
kegiatan belajar mengajar apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya.
Sebab-sebabnya itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang sakit,
lapar ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak
terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu,
karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar.
Keadaan
semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab musababnya,
kemudian mendorong siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan
yakni belajar.[1][2]
Peran
guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di
sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan
suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas.
Banyak
metode mengajar yang dapat ditetapkan dalam proses KBM salah satunya di
antaranya adalah dengan metode C & C(Cerita dan Ceramah. Dengan metode Card
sort diharapkan anak dapat menggali dan menemukan inti-inti materi melalui
potongan kertas sehingga anak merasa senang dan materi yang dipelajari melekat
dalam benaknya.
Oleh
sebab itu penerapan metode C & C (Cerita dan Ceramah) diharapkan mampu
mengatasi keterbatasan waktu tersebut. Guru tidak lagi harus secara monoton
menjelaskan materi pelajaran kepada siswa.
Diambil
dari uraian di atas bisa ditarik judul yaitu :
"UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS XC SMAN 3
PONOROGO DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI METODE “CARD SORT”.
B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran
ceramah untuk mata pelajaran Bahasa Arab tentu tidak relevan dan akan
menimbulkan verbalisme bagi pemahaman anak, padahal masih banyak guru yang
menyukainya. Maka beralasan metode ini lebih mudah dilaksanakan.
Untuk
mengatasi kebiasaan guru mengajar dengan pendekatan ceramah tersebut, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan sarana termudah untuk meneliti, menyempurnakan, meningkatkan
dan mengevaluasi pengelolaan pembelajaran.
Model
pembelajaran Card Sort dimaksudkan menjadikan kebiasaan guru yang bersifat
otoriter menjadi fasilitator, mengubah kegiatan pembelajaran ego – involvement,
menjadi Task involvement, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
efektif serta dapat 1. Membangkitkan
minat siswa untuk belajar menemukan sendiri, 2. Bekerja sama dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya, 3. Siswa semakin aktif serta kooperatif.
Wujud
atau aplikasi model pembelajaran Card Sort mata Pelajaran Bahasa Arab adalah
dengan menggunakan potongan-potongan kertas sebagai media pembelajaran Bahasa
Arab.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Masalah
dalam PTK ini adalah kesulitan siswa dalam memahami mufrodat.
Adapun
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran dengan model
card sort dapat meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Arab ?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran
dengan model Card Sort ?
3. Sejauh manakah ketrampilan kooperatif siswa dapat
dimunculkan dalam pembelajaran model “Card Sort”?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa mata pelajaran
Bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran “Card Sort”.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis
dalam PTK ini adalah :
1. Hasil belajar bahasa arab akan
meningkatkan penggunaan model pembelajaran “Card Sort” dengan media
potongan kertas
2. Aktivitas siswa akan meningkat
dengan kegiatan mencocokkan jawaban di potongan kertas
3. Ketramoilan kooperatif siswa akan
muncul lebih banyak melalui pembelajaran “Card Sort”.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil
penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajran khususnya
bagi guru yang mengajar bahasa Arab, yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki gambaran tentang
pembelajaran bahasa Arab yang efektif
2. Dapat mengidentifikasikan
permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahannya
3. Dipergunakan untuk menyusun program
peningkatan efektivitas pembelajaran Bahasa Arab pada tahap berikutnya
Manfaat
bagi siswa adalah sebagai landasan bagi siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab.
G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas
1. Objek Tindakan Kelas
a. Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Ponorogo. SMAN 3
Ponorogo berada di Jalan Yos Sudarso 03/01 Paju Ponorogo
Kelas
yang diteliti adalah siswa XC dengan jumlah siswa 41 siswa
b. Waktu Penelitian
Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan November 2007 (Selama melaksanakan PPLK II)
dengan prosedur sebagai berikut :
a) Persiapan
b) Pelaksanaan Penelitian
c) Penyusunan Laporan
1) Mengumpulkan dan menilai hasil test
2) Menganalisis hasil penelitian
3) Menyusun laporan Penelitian
2. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian
ini merupakan PTK kolaboratif yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan
riil dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMA Negeri 3 Ponorogo yang beralamat di
Jl. Yos Sudarso 03/01 Desa Paju Ponorogo. Subjek pelaku tindakan 1 guru Bahasa
Arab kelas XC. Subjek penerima tindakan adalah 41 siswa kelas XC semester 1
tahun pelajaran 2007/2008
3. Metode Pengumpulan Data
Data
penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan catatan lapangan.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan
ketrampilan kooperatif siswa.
Sutrisno
Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang komplek,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara mendasarkan dirinya pada laporan tentang diri sendiri atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.[1][3]
4. Teknik Analisis Data
Data
yang diperoleh akan dianalisis dengan statistik deskriptif secara rata-rata.
Yaitu dengan menginventarisasikan dan memadukan seluruh informasi yang
diperoleh dari tiap siklus.
Data
yang diperoleh berdasarkan :
1)
Hasil observasi keaktifan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung
2)
Hasil Penelitian pemahaman materi
Bab V dan VI mata Pelajaran Bahasa Arab.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
|
A. Kajian
Teori
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan
atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara kesinambungan, sehingga
meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan ketrampilan guru,
meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta
menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
PTK digambarkan sebagai suatu proses
yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan
siklus berikutnya.
PTK digambarkan sebagai suatu proses
yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan
siklus berikutnya:
· Karakteristik
PTK adalah
-
Didasarkan pada masalah yang
dihadapi guru dalam instruksional
-
Adanya kolaborasi dalam
pelaksanaannya
-
Peneliti sekaligus sebagai praktisi
yang melakukan refleksi
-
Bertujuan memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas praktek instruksional
-
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus
-
Pihak yang melakukan tindakan adalah
guru sendiri
· Jenis-Jenis
PTK adalah
a.
PTK Diagnostik
b.
PTK Partisipan
c.
PTK Empiris
d.
PTK Eksperimental
· Model-Model
PTK
Sebenarnya ada beberapa model yang
dapat diterapkan dalam PTK di antaranya :
-
Model Kurt Lewin
-
Model Kemmis dan Mc. Toggart
-
Model John elliot
-
Model Dave Ebbutt
Tetapi yang paling terkenal dan
biasa digunakan adalah model kemmis dan Mc Toggart.
Adapun modelnya ada 4 :
1.
Tahap 1 : Menyusun rancangan
tindakan
2.
Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan
3.
Tahap 3 : Pengamatan
4.
Tahap 4 : Refleksi
· Sasaran
/ objek PTK adalah :
a.
Unsur Siswa
b.
Unsur Guru
c.
Unsur Materi Pelajaran
d.
Unsur Peralatan / sarana pendidikan
e.
Unsur hasil pembelajaran
f.
Unsur lingkungan
g.
Unsur Pengelolaan[1][5]
b. Model Pembelajaran “Card Sort”
Strategi
ini merupakan kegiatan kolaborasi yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Gerakan
fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang
jenuh atau bosan.
Langkah-langkah
:
1. Setiap siswa dibagi potongan kertas
yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori
2. Minta siswa untuk bergerak dan
berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama
3. Siswa dengan kategori yang sama
diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas
4. Seiring dengan presentasi dari
tiap-tip kategori tersebut, berikan point-point penting terkait dengan materi.[1][6]
c. Bahasa Arab
Bahasa
Arab adalah merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan orang
lebih dari 200.000.0000 umat manusia (Ghazzawi, 1992). Bahasa ini digunakan
secara resmi oleh kurang lebih 20 negara. Dan karena ia merupakan bahasa kitab
suci dan tuntunan agama Islam sedunia, maka tentu saja ia merupakan bahasa yang
paling besar signifikasinya bagi ratusan juta muslim sedunia baik yang
berkebangsaan Arab maupun bukan.[1][7]
· Kedudukan Bahasa Arab
1. Bahasa Arab merupakan bahasa Al
Qur’an
2. Bahasa Arab merupakan bahasa dalam
sholat
3. Bahasa Arab merupakan bahasa Al
Hadits
4. Bahasa Arab dunia Arab yang
strategis
5. Banyaknya jumlah penutur Bahasa Arab
· Karakteristik Bahasa Arab
1. Berdasarkan aspek sosiologi
tiap-tiap bahasa mempunyai beberapa ragam bahasa
2. Berdasarkan aspek geografis
tiap-tiap bahasa mempunyai dialek yang berbeda-beda
3. Setiap bahasa mempunyai
peringkat-peringkat
4. Ekspansi bahasa bisa melalui kedua
lisan dan bisa juga melalui media tulisan
5. Dalam mengucapkan bahasa, setiap individu
akan berbeda antara seseorang dengan lainnya
6. Bahasa itu mempunyai beberapa
tingkatan dalam pembentukannya.[1][8]
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini mengambil setting di SMA Negeri 3 Ponorogo yang bertempat di
Jalan Yos Sudarso 03/01 Paju Ponorogo.
Dan
kelas yang diteliti yaitu kelas XC dengan jumlah siswa 41 siswa. Dan di
dalamnya terdapat 42 kursi untuk siswa, 1 meja dan kursi untuk guru, 2 papan
tulis, 1 gambar burung garuda, Gambar Presiden dan wakil Presiden, 1 jadwal
piket sehari-hari, 1 tata tertib kelas, 3 gambar pahlawan, 1 kata mutiara, 1
jam dinding.
B. Penjelasan Per Siklus
C. Proses Analisa Data
Proses
analisa data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan aktivitas dan
permunculan ketrampilan kooperatif siswa, serta hasil prestasi belajarnya dalam
memahami materi Bahasa Arab disajikan dalam 2 siklus :
1. Siklus I
Dalam
proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan diskusi
kelas yang materinya dari buku paket. Hasilnya :
Siswa
aktif ; ada 20 siswa
Siswa
kooperatif : ada 4 siswa
Siswa
pasif : Ada 10 siswa
Siswa
tidak masuk : ada 7 siswa
Interprestasi
:
Pengenalan
materi perlu diperjelas lagi karena awal belum dikuasai, akibatnya proses
pembelajaran belum maksimal
2. Siklus II
Dalam
proses pembelajaran siklus kedua pengenalan materi dilakukan dengan pemberian
potongan kertas yang berisi tentang potongan kertas yang berisi tentang materi
setiap siswa mencari pasangannya masing-masing.
Hasilnya
:
Siswa
aktif ; ada 25 siswa
Siswa
kooperatif : ada 7 siswa
Siswa
pasif : Ada 5 siswa
Siswa
tidak masuk : ada 4 siswa
Intreprestasi
:
Pada
siklus kedua hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan, yakni adanya
peningkatan aktivitas hasil belajar siswa.
D. Pembahasan dan Pengambilan
Kesimpulan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan
menggunakan model pembelajaran Card Sort adalah memuaskan, Secara keseluruhan
hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik aktivitas, kerja sama,
maupun prestasi siswa.
- Aktivitas siswa pada siklus pertama
mencapai 30 %
- Aktivitas siswa pada siklus kedua
mencapai 70 %
- Hasil prestasi belajar pada siklus
pertama mencapai 50 %
- Hasil prestasi belajar pada siklus
kedua mencapai 90 %
Salah
satu hasil observasi selain 3 hal di atas menjadi sasaran tindakan penelitian
adalah dengan berkembangnya pemahaman materi sejalan dengan berkembangnya
aktivitas dan ketrampilan siswa
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari PTK ini adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa untuk mengkonstruksikan
pengetahuan mereka sendiri cenderung meningkat (mengerjakan soal pertanyaan,
berdiskusi, dan merespon pertanyaan)
2.
Ketrampilan kooperatif siswa selama
proses pembelajaran dengan model Card sort dapat muncul dan sebagian
menunjukkan peningkatan
3.
Prestasi belajar Bahasa Arab pada
materi pelajaran mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan model Card Sort dengan media potongan kertas
B. Saran
Dari
kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa arab yang selama
ini hanya menggunakan cara-cara konvensional sudah waktunya diganti dengan
teknik pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran Card Sort
2. Dengan melihat hasil pembelajaran
model card sort ini, tentunya bisa dikembangkan dengan pendekatan model atau
variasi (inovasi) pembelajaran lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
A.M. Sadiman, 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Bandung. Raja Grafindo Persada
Efendi Fuad Ahmad, 2004. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. Malang. Misykat
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung Alfabeta
Widianingrum Retno. 2005. Statistik
Pendidikan. STAIN Ponorogo
Aqib Zainal. 2001. Penelitian
Tindakan Kelas. Surabaya. Yiama Widya
Zaini Hisyam, dkk. 1996. Strategi
Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. CTSD
Arsyad Azhar, 2003. Bahasa Arab
dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Al Khuliy Ali Muhammad. 2003. Model
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung PSIBA UPI.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-penelitian-tindakan_27.html
Komentar
Posting Komentar